Jumat, 21 September 2012

DALAM RENUNGAN MALAM


malam yang semakin kelam

membawa anganku melayang mengarungi mimpi

derdampar aku dalam kehidupan angan yang tak nyata,

seakan lepas semua beban lara dalam alam nyata,,


sunyi, sepi, bahkan senyap......

malam semakin kelam..

menandakan waktu yang terus berjalan

mengitari kelamnya duniawi...


pasrah, lunglai tubuh ini,...

hanya punggung yang menopang dalam lelap tidurku

lelap...dan semakin lelap,,

lepas dan semakin lepas

rasa lelah kian hilang...

sehingga tak berbekas di raga yang penuh luka.

Kamis, 13 September 2012



Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi wa man tabi’ahum bi ihsaanin ilaa yaumid diin.
 
Saudaraku, sungguh setiap orang pasti ingin mendapatkan kecintaan Allah. Lalu bagaimanakah cara cara untuk mendapatkan kecintaan tersebut. Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan beberapa hal untuk mendapatkan maksud tadi dalam kitab beliau Madarijus Salikin.


Pertama, membaca Al Qur’an dengan merenungi dan memahami maknanya. Hal ini bisa dilakukan sebagaimana seseorang memahami sebuah buku yaitu dia menghafal dan harus mendapat penjelasan terhadap isi buku tersebut. Ini semua dilakukan untuk memahami apa yang dimaksudkan oleh si penulis buku. [Maka begitu pula yang dapat dilakukan terhadap Al Qur’an, pen]

Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan ibadah yang sunnah, setelah mengerjakan ibadah yang wajib.  Dengan inilah seseorang akan mencapai tingkat yang lebih mulia yaitu menjadi orang yang mendapatkan kecintaan Allah dan bukan hanya sekedar menjadi seorang pecinta.

Ketiga, terus-menerus mengingat Allah dalam setiap keadaan, baik dengan hati dan lisan atau dengan amalan dan keadaan dirinya. Ingatlah, kecintaan pada Allah akan diperoleh sekadar dengan keadaan dzikir kepada-Nya.

Keempat, lebih mendahulukan kecintaan pada Allah daripada kecintaan pada dirinya sendiri ketika dia dikuasai hawa nafsunya. Begitu pula dia selalu ingin meningkatkan kecintaan kepada-Nya, walaupun harus menempuh berbagai kesulitan.

Kelima, merenungi, memperhatikan dan mengenal kebesaran nama dan sifat Allah. Begitu pula hatinya selalu berusaha memikirkan nama dan sifat Allah tersebut berulang kali. Barangsiapa mengenal Allah dengan benar melalui nama, sifat dan perbuatan-Nya, maka dia pasti mencintai Allah. Oleh karena itu, mu’athilah,  fir’auniyah, jahmiyah (yang kesemuanya keliru dalam memahami nama dan sifat Allah), jalan mereka dalam mengenal Allah telah terputus (karena mereka menolak nama dan sifat Allah tersebut).

Keenam, memperhatikan kebaikan, nikmat dan karunia Allah yang telah Dia berikan kepada kita, baik nikmat lahir maupun batin. Inilah faktor yang mendorong untuk mencintai-Nya.

Ketujuh, -inilah yang begitu istimewa- yaitu menghadirkan hati secara keseluruhan tatkala melakukan ketaatan kepada Allah dengan merenungkan makna yang terkandung di dalamnya.

Kedelapan, menyendiri dengan Allah di saat Allah turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir untuk beribadah dan bermunajat kepada-Nya serta membaca kalam-Nya (Al Qur’an). Kemudian mengakhirinya dengan istighfar dan taubat kepada-Nya.

Kesembilan, duduk bersama orang-orang yang mencintai Allah dan bersama para shidiqin. Kemudian memetik perkataan mereka yang seperti buah yang begitu nikmat. Kemudian  dia pun tidaklah mengeluarkan kata-kata kecuali apabila jelas maslahatnya dan diketahui bahwa dengan perkataan tersebut akan menambah kemanfaatan baginya dan juga bagi orang lain.

Kesepuluh, menjauhi segala sebab yang dapat mengahalangi antara dirinya dan Allah Ta’ala.
Semoga kita senantiasa mendapatkan kecintaan Allah, itulah yang seharusnya dicari setiap hamba dalam setiap detak jantung dan setiap nafasnya.  

Ibnul Qayyim mengatakan bahwa kunci untuk mendapatkan itu semua adalah dengan mempersiapkan jiwa (hati) dan membuka mata hati. 
 

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallalahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.




Jumat, 31 Agustus 2012


Kebersamaan, sebuah kata yang udah sangat sering sekali kita dengar dan ucapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Bahkan kata dasar kebersamaan yaitu "bersama", pernah dijadikan tag line salah satu calon presiden di negeri ini saat berkampanye. Ga tahu juga sekarang apa masih ada kebersamaan yang ia jadikan tag line itu dalam kegiatan pemerintahannya saat ini. Maksudnya kebersamaannya dengan rakyat untuk mengayomi dan "momong" orang-orang kecil yang tertindas?

Kalau mau kita renungkan lebih dalam lagi, seberapa jauhkah pengimplementasian "kebersamaan" dalam kehidupan kita sehari-hari. Waktu kita melihat ke masyarakat luas, akan kita lihat bahwa di sana sini banyak sekali hal-hal yang dilaksanakan secara bersama-sama. Contoh klasik yang biasa diajarkan sewaktu kita duduk di bangku sekolah dasar adalah kerja bakti/gotong royong.

Pengertian waktu itu, gotong royong merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh banyak orang dalam rangka menyelesaikan suatu masalah misalnya gotong royong membersihkan lingkungan, gotong royong membangun sarana umum. Bahkan kalau dicermati lebih mendalam, korupsi yang dilakukan oleh para pemegang kekuasaan di negeri ini pun menganut prinsip dasar gotong royong atau dalam bahasa agama secara bercanda bisa disebut "korupsi secara berjamaah".

Tak setiap kumpulan orang yang bersama-sama melakukan suatu kegiatan memiliki yang namanya kebersamaan. Lihat saja orang-orang yang berkumpul dalam suatu meja judi. Meski secara fisik mereka ini "bersama", tetapi secara kejiwaan hampir tak ada rasa kebersamaan di antara mereka karena masing-masing berusaha supaya menang dan hasilnya buat diri sendiri. Jadi, tak setiap yang bersama-sama bisa dikatakan memiliki semangat kebersamaan. Tak jarang sehabis selesai berjudi, terjadi baku hantam di antara mereka karena ada pihak yang tak puas dengan hasil yang dicapainya.

Lebih jauh lagi, bahkan ketika secara fisik tak berada dalam satu tempat pun tetapi mereka sama-sama menuju ke satu tujuan yang sama, maka justru inilah yang bisa disebut sebagai kebersamaan yang sesungguhnya. Pembangunan suatu negara bisa kita ambil sebagai contohnya. Dalam melaksanakan pembangunan di berbagai bidang kehidupan tiap warga negara bisa berperan aktif dalam lingkungannya masing-masing sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya masing-masing meskipun mereka melakukannya di daerahnya sendiri-sendiri. Jadi, apa yang sudah Anda lakukan dalam rangka membangun negeri ini?

Kamis, 02 Agustus 2012

KEBERSAMAAN ITU INDAH




 

Kebersamaan

mendengar kata-kata kebersamaan tentunya kita sudah tahu apa arti kebersamaan itu seperti apa,
bagi yang belum tahu arti kebersamaan,ini adalah seditit arti dari sebuah kebersamaan,
Kebersamaan merupakan sekumpulan atau sekelompok orang yang bersama-sama dan saling menghormati satu sama lainnya dan kebersamaan itu akan lebih indah kalau kita bersama dengan orang-orang yang kita sayangi, dengan sahabat, keluarga,kekasih, teman kampus atau teman sekolah, kebersamaan itu sangat indah sekali dan sangat luas artinya.

dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar pepatah seperti ini:

BERSAMA KITA BISA 

itu memang benar dan nyata pembuktiannya di kehidupan kita....
dengan bersama-sama sahabat atau  orang yang kita cintai maka kita akan merasa hidup ini menjadi lebih bermakna, dan sebaliknya tanpa orang-orang yang kita dicintai berada disamping kita maka hidup ini terasa sepi dan seperti tiada artinya... karena kebersamaan menumbuhkan rasa kasih sayang diantara kita semua.
oleh karena itu mari kawan-kawan kita jaga rasa kebersamaan diantara saudara kita, kawan-kawan kita, dan keluarga kita. dengan kebersamaan beban apapun akan terasa lebih ringan, karena kita pikul bersama-sama.
coba kita perumpamakan saja seperti sebatang lidi, sebatang lidi akan mudah dipatahkan dibandingkan dengan sekumpulan batang lidi, karena satu sama lain saling melndungi.....

oleh karena itu marilah kita jaga kebersamaan selalu.....

Sabtu, 23 Juni 2012

INDAHNYA KEBERSAMAAN


INDAHNYA KEBERSAMAAN


.

Manusia adalah makluk sosial yang tak pernah lepas dari lingkungan masyarakat, Tuhan menciptakan manusia beraneka ragam rupa maupun sifatnya, begitupun tingkat sosialnya. ada yang kuat, lemah, ada yang kaya, ada pula yang miskin. meskipun begitu di kehidupan manusia masih terjalin rasa kebersamaan. karena orang kaya tidak bisa disebut kaya tanpa adanya orang miskin, orang kuat tidak bisa disebut kuat tanpa adanya orang lemah, begitu pula sebaliknya.

 

Oleh karena itu manusia tidak lepas dari orang lain. setiap manusia pasti memerlukan bantuan dari orang lain, tanpa adanya orang lain kita tidak dapat melakukan apa-apa. Oleh karena sebab itulah mari kita jaga kebersamaan, rasa persaudaraan antar umat manusia, karena pada dasarnya kita adalah satu keutuhan yaitu keturunan nabi adam as.

Dari lahir kita sudah membutuhkan bantua orang lain, terkadang matipun kita masih butuh bantuan dari orang-orang disekiling kita. hanya orang yang sombong saja yang merasa tidak membutuhkan bantuan orang lain, meskipun pada dasarnya dia juga membutuhkan orang disekelilingya. suatu contoh: seorang pengusaha sukses yang memiliki segalanya baik harta maupun yang lainnya. dia menganggap dirinya sudah tidak membutuhkan bantuan siapa-siapa... ternyata dia juga memiliki ketergantungan dari orang disekitarnya, dia membutuhkan petani untuk menanam bahan makanan yang dia makan sehari-hari, dia masih butuh penjahit yang membuatkan dia pakaian, dan masih banyak lagi.  kita bukanlah satu-satunya yang ada di muka bumi ini, maka dari itu sudah sepatutnya buat menghargai orang lain.